Hasil gambar untuk sintren foto

Malam tampak indah dihiasi bulan purnama, sunyi yang magis, tiba-tiba suara tabuhan gamelan terdengar, bersama harum semerbak dupan. Penduduk yang ikut menonton mengelilingi di sekitar pemain gamelan semakin antusias. Sekaligus penasaran ketika calon penari sintren bersama dengan 4 orang pemain masuk bersama pawang  yang memegang tangan calon penari sintren, kemudian diletakkan di atas asap kemenyan sambil mengucapkan mantra.
Lantas tubuh penari sintren dililit tali dan dimasukan ke dalam sangkar (kurungan) ayam sudah disiapkan disamping bersama busana sintren, yakni baju golek, Kain atau jarit, Celana Cinde, Sabuk, Sampur, Kaos kaki hitam dan putih dan kacamata hitam serta Jamang; hiasan yang dipakai dikepala dengan untaian bunga melati di samping kanan dan kiri telinga sebagai koncer. Dan tidak ketinggalan seperangkat rias wajah.


Diiringi tembang turun sintren dan kepulan asap dupan, kurungan bergetar dan saat dibuka sintren sudah lepas dari ikatan tali, sudah mengganti busana lengkap, menari. Asap dan aroma dupan terus membubung.
Penonton yang dari awal diam sunyi mulia mendekat merasa terhibur. Ada diantara mereka mencoba mbalang (melempar) sesuatu ke arah penari sintren dan mengenai tubuhnya yang tiba-tiba lemas dan ambruk pingsan. Tak ada yang panik, tetapi malah penasaran ketika pawang menyentuh kedua tangan penari sintren diasapi dengan kemenyan dan diteruskan dengan mengusap wajah penari sintren yang langsung sadar dan melanjutkan menari lagi.
Saat tembang dayung mulia dinyanyikan, sang sintren melakukan akrobat, naik keatas kurungan, gerakan tangan, pinggul dan sampur semakin lentur dan indah. Namun,  penonton tidak bisa melihat mata penari sintren karena dilapisi kacamata hitam, tidak seperti tarian pada umumnya. konon, menurut cerita, kacamata sengaja untuk menutupi mata sintren yang terpenjam. Tak heran unsur mistis kenal di kesenian tari tradisional masyarakat di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah, antara lain di Indramayu, Cirebon, Majalengka, Jatibarang, Brebes, Pemalang, Banyumas, dan Pekalongan ini.
Kesenian Tari Sintren dikenal juga dengan nama lais. Bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dengan Raden Sulandono yang merupakan anak Raden Bahureks, penguasa wilayah Kalisabak. Sementara itu, Sulasih gadis cantik berbudi itu menjadi kembang desa kebanggan para pemuda di sebuah dusun yang menjadi wilayah Kalisabak.
Namun rupaya, Raden Bahureksa menghalangi cinta putranya, Tetapi mereka tetap menjalin kasih sampai suatu saat Raden Bahureksa meninggal. kasih cinta mereka tetap tidak berjalan mulus. Banyak pemuda yang terpikat pada kecantikan Sulasih dan berniat memisahkannya mereka dengan menyembunyikannya Sulasih.
Untuk bertemu dengan Sulasih, Raden Sulandono harus datang pada malam bulan purnama saat upacara bersih desa dimulai. Di sana Sulasih menari di acara bersih desa, tetapi sesungguhnya tubuh Sulasih dimasuki roh bidadari melalui perantara Roro Rantamsari,Ibu Raden Sulandono yang sudah meninggal .
Saat Sulasih yang dimasuki roh bidadari dan menari, Raden Sulandono melemparkan saputangan pemberian ibundanya. Sulasih pingsan.Kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh Raden Sulandono yang segera membawa lari Sulasih.
Kurungan yang digunakan untuk mengurung calon penari sintren tidak dibuat oleh sembarang orang. (Foto: Trie yas/aka/lanang)
Kurungan yang digunakan untuk mengurung calon penari sintren tidak dibuat oleh sembarang orang. (Foto: Trie yas/aka/lanang)
Karena unsur gaib itu, calon penari sintren tidak dibutuhkan keahlian. Tidak seperti kesenian tari lainnya. Sebab yang terpenting gadis yang masih perawan karena menurut cerita roh bidadari tidak mau memasuki tubuh yang sudah tak perawan.
Selain gadis perawan, kurungan tidak bisa dibuat oleh sembarang orang. Harus orang yg mempunyai kemampuan olah batin yg mempuni dan sebelum membuat harus menjalani puasa dan tirakat. Bambu yangg digunakan pun harus khusus, disimpan terlebih dahulu di tempat yg di anggap keramat selama 3 hari. Setelah selesai harus di bungkus kain hitam.
Foto-foto: Koleksi pribadi: Trie yas/aka.lanang
source:https://www.kompasiana.com/lannang/582c6524c323bdb8078b45a8/kesenian-tari-sintren-kental-dengan-unsur-gaib-yang-kini-mulai-hilang